APLIKASI WEB BEASISWA PERINTIS
Testimoni Andhika Y. P. BP2024
Testimoni Alvina D. A. BP2024
Adik Peserta Learning Camp Merangkai Perjuangan Dalam Keterbatasan
Hello namaku Encep Abi Sulaeman,
Asal Sekolah : SMAN Tomo
Peserta Learning Camp 2025
Kelas LC : Kelas 19
Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga sederhana sebagai anak tunggal. Ayah dan ibu bekerja sebagai buruh tani di kampung, mengandalkan penghasilan yang tidak tetap dari menggarap sawah dan ladang milik orang lain. Meskipun hidup dalam keterbatasan, mereka selalu berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolahku.
Ketika aku kelas dua SMA, ayah jatuh sakit dan didiagnosis mengalami gangguan saraf serta masalah jantung. Kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia pada bulan Desember saat aku duduk di kelas 12. Dalam situasi sulit ini, ibu tetap berjuang untuk mempertahankan keluarga, sementara aku kadang membantu bekerja di sawah dan ladang.
Kepergian ayah membuat ibu khawatir dengan rencanaku untuk kuliah, terutama karena keterbatasan biaya. Namun, aku bertekad untuk melanjutkan pendidikan tanpa membebani ibu, salah satunya dengan mengejar beasiswa melalui program Perintis. Meskipun merasa bersalah karena tetap bersikeras ingin kuliah di tengah kondisi keluarga yang sulit, aku tidak ingin menyerah. Aku ingin mengubah keadaan dan mengangkat derajat keluargaku. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi perjuanganku dan teman-teman lain yang ingin melanjutkan pendidikan.
Adik Peserta Learning Camp Merangkai Perjuangan Dalam Keterbatasan
Hello namaku Deva Naufal,
Asal Sekolah : SMK Teknik Mekatronika
Peserta Learning Camp 2025
Kelas LC : Kelas 19
Sejak kecil, saya telah menghadapi berbagai cobaan berat. Saya kehilangan ayah saya ketika saya masih duduk di bangku SD, tepatnya saat saya mengikuti ujian nasional kelas 6. Kehilangan ini turut mengubah dinamika kehidupan kami. Ibu saya, seorang wanita yang luar biasa kuat, berjuang keras untuk membesarkan saya dan saudara-saudara saya. Meskipun kami menghadapi kesulitan ekonomi yang sangat besar, ibu selalu memprioritaskan kebutuhan kami meskipun hidup serba kekurangan. Kami juga tidak memiliki tempat tinggal yang layak, dan untuk bertahan hidup, kami tinggal di sebuah kost yang sangat sempit—hanya berukuran 2x1 meter yang lebih tepat disebut gudang. Kami bertahan dalam kondisi ini hampir dua tahun, dengan makanan seadanya. Meski hidup penuh ketidakpastian, ibu saya tidak pernah menyerah. Dia terus berjuang untuk memastikan saya dan saudara saya dapat terus melangkah maju.
Saat saya lulus SD, saya menghadapi tantangan lainnya. Saya berusaha mendaftar ke SMP Negeri untuk mengurangi biaya, namun ditolak karena zonasi. Akhirnya, ibu saya memutuskan untuk memasukkan saya ke SMP Swasta. Pada masa itu, saya menerima bantuan PIP dari pemerintah yang sedikit meringankan beban ibu, meskipun bantuan tersebut tidak mencukupi untuk menutupi semua kebutuhan kami.
Saya melanjutkan studi di SMK Negeri di Kota Cimahi, tempat saya mengenyam pendidikan selama tiga tahun. Setelah lulus pada 2024, saya berusaha mengikuti SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dengan harapan dapat melanjutkan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Namun, meski dengan nilai rata-rata yang cukup tinggi, saya tidak berhasil lolos di SNBP tersebut. Saya juga gagal dalam SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) pada tahun yang sama.
Namun, kegagalan tersebut tidak membuat saya menyerah. Saya kembali berjuang pada SNBT 2024, mengikuti berbagai program bimbingan dan beasiswa. Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, saya tidak kehilangan semangat. Saya melanjutkan untuk bekerja sambil menunggu kesempatan berikutnya di SNBT 2025.
Pada Oktober 2024, alhamdulillah saya lolos program Beasiswa Perintis. Setiap hari, saya berusaha untuk mengejar ketertinggalan materi dan terus mengikuti try-out UTBK. Saya rela begadang untuk belajar, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin agar bisa mempersiapkan diri untuk ujian.
Meskipun banyak rintangan yang harus saya hadapi, saya tetap bertekad untuk melanjutkan kuliah, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk mengangkat derajat orang tua, khususnya ibu saya yang telah mengorbankan banyak untuk saya. Saya ingin berbakti kepadanya, dan mewujudkan impian kami untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Saya juga berkomitmen untuk mengembangkan bidang Teknik Mekatronika, terutama dalam hal gagasan saya mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) yang berpotensi memberikan kontribusi besar bagi sistem pembangkit listrik di Indonesia. Melalui pendidikan di universitas, saya berharap bisa mengembangkan ide-ide ini dan membawa perubahan positif bagi negara.
Adik Perintis Bermimpi besar, berproses tanpa henti, dan bermanfaat bagi sesama
Hello namaku Rihadathul Aisy,
Institut Teknologi Bandung (Jurusan SBM)
Beasiswa Perintis 2021
Berawal dari tekad sederhana untuk terus belajar dan memberi manfaat, aku percaya bahwa kerja keras, doa, dan semangat belajar mampu membuka banyak peluang yang tak pernah terbayangkan.
Perjalanan akademik di ITB berhasil ditempuh dalam 3 tahun dengan IPK 3.8 meraih Ganesha Award, Most Outstanding Scholar Awardee, Best Paper Award di ICIEB 2024, serta mempublikasikan penelitian di jurnal internasional. Tapi bagiku, prestasi bukan sekadar angka melainkan bukti bahwa seorang muslim bisa berdaya dan menginspirasi.
Tidak hanya dalam kegiatan akademik, aku memperkaya diri lewat kompetisi, organisasi, dan program kepemimpinan, termasuk Global Project Based Learning di Jepang. Pengalaman sosial seperti relawan gempa Cianjur dan program anak Ramadhan juga semakin menguatkan rasa empati dan peduliku.
Salah satu titik balik terpenting dalam perjalananku adalah menjadi bagian dari Program Perintis. Program ini bukan sekadar dukungan akademik, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan. Dari sini, aku belajar bahwa kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan tanpa henti untuk terus memberi manfaat. Aku percaya bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membentuk jalan besar di masa depan. Maka, teruslah bermimpi besar, bekerja keras, dan berdoa. Semoga Allah memberkahi perjalanan kita dalam menjadi muslim yang berdaya dan menginspirasi.
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dalam segala urusanmu, dan janganlah engkau merasa lemah.”
(HR. Muslim)
Adik Perintis Jurusan Kedokteran IPK 4.00
Hello namaku Kharisa Rasikhatul Hikmah,
Universitas Gadjah Mada (Jurusan kedokteran IPK 4)
Beasiswa Perintis 2022
Meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, Kharisa tetap bertekad meraih cita-cita sebagai dokter dengan belajar tekun dan mengikuti berbagai perlombaan sejak SMP. Kesempatan emas datang ketika Kharisa ditawari untuk mengikuti seleksi beasiswa di SMA Taruna Nusantara, meski awalnya ragu karena tantangan akademik dan fisik yang berat. Berkat dorongan orang tua dan guru, Kharisa mencoba dan berhasil lolos seleksi beasiswa penuh. Selama di SMA TN, ia menghadapi pendidikan semi militer yang keras, tetapi pengalaman tersebut membentuknya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan disiplin. Kesempatan ini juga membawanya masuk Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur SNMPTN serta mendapatkan beasiswa. Kini, meskipun perjalanan menuju profesi dokter masih panjang, Kharisa yakin bahwa kerja keras dan doa akan membawanya menjadi dokter pertama di keluarganya, siap mengabdi menjadi manusiaan yang berbudi pekerti yang luhur.
Tips belajar yang paling utama adalah harus adanya tekad yang kuat untuk belajar agar tidak mudah terganggu oleh hal hal kecil. Saya mengusahakan untuk selalu menyusun jadwal belajar sesuai dengan skala perioritas, terutama bagi saya yang harus lebih banyak membaca dan menghafal sehingga jadwal belajar sangatlah penting untuk mempelajari materi yang banyak. Jadwal belajar disusun dengan realistis, jangan sampai belajar terlalu keras dan justru menjadikan kita menjadi stres. Jadwal antara belajar, kegiatan akademik, kegiatan non akademik, dan refreshing harus disusun dengan baik. Kesehatan fisik dan mental juga sangatlah penting agar tidak mudah lelah dan bisa menjadikan belajar ini menjadi hobi bukan lagi tuntutan. Jadwal yang sudah disusun harus dipatuhi agar tujuan awal tercapai. Setiap orang tentu memiliki cara belajarnya masing masing, penting untuk mengeksplore tipe belajar tersebut agar bisa bertahan belajar dalam waktu yang lama.
Semangat buat adik adik sekalian yang akan UTBK. Perjalanan ini memang penuh tantangan tapi ingatlah kalian pasti bisa!. Mulailah perjalanan belajar kalian dari sekarang jangan menunggu waktu yang “tepat”. Konsistensi lebih penting dibandingkan belajar mendadak. Buatlah jadwal belajar yang realistis, perhatikan kesehatan fisik dan mental kalian agar bisa bertahan dan sukses diakhir perjalanan ini. Jangan takut gagal, yakinlah usaha tidak akan menghianati hasil. Percayalah pada diri sendiri dan jangan takut untuk mengadapi masa depan.Iringi setiap langkahmu dengan doa dan restu orang tua serta serahkan semua hasilnya kepada Allah SWT. Semangat terus, ya! UTBK bukan segalanya, tapi proses belajar, usaha dan kerja kerasmu adalah bekal berharga untuk masa depan.
Adik Perintis Sejak SD Ingin Masuk ITB
Hello namaku Pratama Putra,
Institut Teknologi Bandung (Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan)
Beasiswa Perintis 2024
Saya lahir dan tumbuh besar di sebuah desa kecil bernama Pematang Selang, yang terletak di Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Keluarga saya hidup dengan sederhana. Ayah saya adalah seorang penjual kue keliling, sementara ibu hanya membantu ayah membuat kue di rumah. Dari kecil, saya memiliki semangat belajar yang tinggi dan tekad kuat untuk mengubah kondisi keluarga kami.
Saat duduk di bangku SD, saya pernah bermimpi untuk berkuliah di kampus impian saya, Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, kala itu, mimpi tersebut terasa seperti khayalan yang jauh dari jangkauan.
Selama di SMA, saya aktif mengikuti berbagai lomba, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Alhamdulillah, saya berhasil meraih banyak prestasi. Selain itu, saya juga pernah dinobatkan sebagai Student of the Year dan lulus sebagai siswa terbaik dari angkatan ke 12 SMA CT Foundation pada tahun 2024.
Segala usaha dan doa saya akhirnya membuahkan hasil. Alhamdulillah, saya diterima di kampus impian saya, Institut Teknologi Bandung, melalui jalur SNBP. Saat ini, saya sangat bersyukur telah mendapatkan beasiswa, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah, termasuk Beasiswa Perintis yang membantu saya melanjutkan studi dengan tenang.
Pesan saya kepada siapa pun yang membaca ini: Jangan pernah berhenti berdoa, berusaha, dan berprasangka baik kepada Allah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan rencana Allah adalah yang terbaik untuk kita. Percayalah bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar jika kita mau berjuang untuk mencapainya.